Kamis, 29 September 2016

BAGAIMANA CARA MENGATASI DEPRESI

Dari sekian banyak faktor yang menyiksa hidup bagi orang Kristen di Papua, mungkin depresilah yang paling bertanggung jawab atas kepedihan dan ketertekanan manusia yang kurang percaya pada Tuhan. Sulit untuk memberi batasan, membeberkan gejala-gejala dan mengatasinya. Sering dimengerti sebagai kondisi emosi yang dipengaruhi oleh gangguan kejiwaan yang ditandai oleh perasaan putus asa, serba kurang, murung, patah semangat, sedih, kesulitan berpikir dan memusatkan perhatian serta ketidak-aktifan kegiatan hari-hari.

Orang-orang yang depresi memiliki citra diri yang negatif, sering diikuti oleh perasaan bersalah, malu dan mengecam diri sendiri. Beberapa bentuk depresi yang berkaitan dengan tindakan atau kebiasaan salah, dan reaksi-reaksi salah terhadap kebiasaan salah itu. Sesudah serangkaian tindakan salah dan reaksi salah yang mengikutinya terjadi, lahirlah perasaan bersalah dan depresi. Jika dosa merupakan inti masalahnya, ia tidak boleh diremehkan. Jangan pula mendukung anggapan, bahwa yang bertanggung jawab atas masalah-masalah kepribadian adalah peristiwa intimidasi. Setuju dengan anggapannya tadi tidak memperlakukan dosa dan kesalahannya secara serius, akan merampas kemungkinannya untuk mengalami jalan keluar yang nyata dan pasti. Baik kalangan pegawai negeri sipil ataupun kalangan bertani, dapat menjadi korban depresi. Keduanya sering hanya mementingkan perbaikan perasaan sementara waktu. Tetapi ini bukan prioritas utama. Yang lebih penting ialah mencari akar penyebab depresinya. Dengan membereskan letak kesahan hidupnya, tentu depresi akan berangsur teratasi.

Di sinilah ada kegiatan pujian dan penyembahan dalam roh dan kebenaran  sehingga kuasa Roh Kudus akan pasti mengalir sebagai akibat diambilnya langkah-langkah positif pada jalan menuju pemulihan dan keutuhan diri. Persekutuan Doa harus berperan sebagai pembangkit Harapan. Walaupun belum terjadi keputusan rohani, usahakan menanamkan pengharapan dan perasaan positif dalam dirinya. Bersabarlah. Dengan masalah-masalah rumit yang tidak dapat diselesaikan secara cepat dan mudah, seringkali terlibat dalam depresi. Orang yang depresi tak dapat melejit keluar dari depresi karena sekedar perintah.<<keiya meyoka>>


Tidak ada komentar:

Posting Komentar