Minggu, 28 Oktober 2018

HUKUM, POLITIK, DAN KUASA ALLAH.



Di Dunia, banyak umat Tuhan  yang buta permasalahan hukum dan politik. Konsekuensinya: (Kisah 16:1) Umat seringkali dilecehkan oleh pihak lain, (Kisah 16:2) Ibadah tidak berdaya untuk memberdayakan jemaatnya berkiprah di bidang ini, (Kisah 16:3) Ibadah 'mengagungkan' kuasa Tuhan secara ekstrim sehingga mengharamkan segala bentuk pemberdayaan intelektual demi kepentingan Ibadanya. Paulus memberikan teladan bagi Ibadah dalam mengkombinasikan kuasa Allah yang menyertainya dengan hukum dan politik yang ia kuasai.

Paulus dan Silas dijebloskan ke dalam penjara di Filipi karena kelicikan para tuan hamba perempuan yang sudah bertobat itu, yang mengangkat hukum sebagai isu utama untuk menutupi isu ekonomi (Kisah 16:21). Dakwaan yang dijatuhkan sudah memenuhi aspek legal, karena hukum Romawi melarang warga negaranya menjalankan tata ibadah sebuah agama yang belum disahkan oleh pemerintah setempat, namun biasanya ada toleransi sejauh Ibadahnya itu tidak menimbulkan gejolak sosial dan politik (Kisah 16:20-21). Di penjara, Paulus dan Silas tetap berdoa seperti yang diajarkan oleh Yesus (Luk. 18:1) dan memuji Tuhan sebagai tanda sukacita. Kesukacitaan di tengah penderitaan yang tidak seharusnya dialami, memanifestasikan keselamatan sejati yang selalu mengatasi segala keadaan. Kuasa kesaksian mereka diperkuat oleh Allah dengan gempa bumi yang mendobrak pintu penjara dan belenggu mereka. Peristiwa ini dan firman Tuhan yang diberitakan Paulus membawa kepala penjara dan seluruh keluarganya kepada keselamatan.

Mengapa mereka tidak segera keluar dan mengapa baru sekarang mereka menggugat (Kisah 16:37)? (Kisah 16:1) mereka ingin menegaskan bahwa kuasa Allah melebihi segala kekuatan hukum yang dimilikinya sebagai warga negara Romawi, yang tidak boleh didera dan dipenjara tanpa proses pengadilan. (Kisah 16:2) ia ingin mengajar para pejabat pemerintah bahwa orang  beriman  tidak bisa diremehkan dan dilecehkan begitu saja secara hukum dan politik karena mereka 'melek' hukum. (Kisah 16:3) Orang beriman  bukanlah agamawi 'murahan' karena dianut oleh warga negara Romawi yang terhormat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar