Mengapa gereja
beribadah pada hari Minggu?
Banyak umat Kristen bertanya: "Mengapa gereja
beribadah pada hari Minggu? Bukankah hal ini bertentangan dengan hukum Tuhan
didalam Perjanjian Lama?" Memang hal ini bukan suatu isu yang baru, namun
banyak orang Kristen yang masih kabur dengan makna hari Minggu yang berkaitan
dengan KEBANGKITAN Tuhan Yesus. Marilah hal ini kita bahas bersama:
Di dalam Perjanjian
Lama
Hari Sabat adalah hari yang ketujuh menurut kalender
Indonesia adalah hari Sabtu. Di dalam Alkitab Perjanjian Lama tercantum
hukum-hukum yang ditetapkan oleh Tuhan tentang hari Sabat sebagai berikut :
1) Hari
Sabat dikuduskan oleh Tuhan: "Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu." (Kej 2:3)
2) Tuhan
memerintahkan umat Israel untuk memegang hari Sabat: "...enam hari lamanya
engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh
adalah hari Sabat..."(Kel 20:8-11). Hukum ini diberikan untuk memperingati
pekerjaan penciptaan Tuhan yang selesai pada hari ketujuh.
3) Sekali
lagi Tuhan memerintah umat Israel untuk merayakan hari Sabat: "Tetaplah
ingat dan kuduskan hari Sabat ... Sebab haruslah kau ingat, bahwa engkau pun
dahulu budak di tanah Mesir dan engkau di bawa ke luar dari sana oleh Tuhan
..." (Ul 5:12-15). Hukum ini diberikan bukan untuk memperingati penciptaan
Tuhan, tetapi untuk memperingati anugerah Tuhan yang telah menyelamatkan mereka
dari perbudakan di tanah Mesir. Umat Israel yang diperbudaki di tanah Mesir
harus bekerja seminggu tujuh hari tanpa istirahat, maka setelah Tuhan
menyelamatkan mereka, mereka diberi istirahat pada hari Sabat.
Di sini kita boleh mengambil kesimpulan bahwa dalam
Kitab Keluaran, merayakan hari Sabat merupakan suatu upacara keagamaan yang
harus dijalankan oleh umat Israel. Tetapi dalam kitab ulangan makna hari Sabat
sudah berubah, bukan untuk memperingati karya penciptaan Tuhan, tetapi untuk
memperingati pelepasan dari perbudakan. Mereka tidak perlu bekerja seminggu
tujuh hari, mereka boleh menikmati liburan pada hari yang ketujuh. Jadi hari
Sabat mengandung makna perikemanusiaan, bukan melulu syarat agama.
Di dalam Perjanjian
Baru.
1) Tuhan Yesus berkata: "Bapa-Ku
bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga" (Yoh 5:17). Ini
berarti bahwa kita tidak lagi memegang hari Sabat untuk memperingati selesainya
karya ciptaan Tuhan.
2) Pada suatu hari orang-orang Farisi
mengecam Tuhan Yesus, sebab murid-murid-Nya memetik bulir gandum pada hari
Sabat. Sebab itu Yesus mengutarakan ajaran yang penting tentang hari Sabat:
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.
Jadi Anak manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat" (Mr 2:27). Di sini
Tuhan Yesus menghubungkan hari Sabat dengan perikemanusiaan (Mr 2:25-26).
3) Rasul Petrus berkata: "... mengapa
kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu
kuk, yang tidak dapat dipukul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita
sendiri?" (Kis 15:10). Perkataan ini menyangkut keadaan orang Israel pada
waktu itu yang menambahkan 1521 larangan pada hari Sabat. Misalnya orang
dilarang mengikat tali pada hari Sabat, sebab hal itu berarti ia bekerja. Orang
dilarang membawa pena, sebab hal itu berarti menggotong beban. Maka di hadapan sidang
di Yerusalem, Petrus telah mengecam formalitas orang Israel pada hari Sabat.
4) Setiap hukum di dalam Sepuluh Hukum Musa
disebutkan di dalam surat-surat Perjanjian Baru kecuali hukum yang keempat,
yaitu tentang hari Sabat. di dalam Perjanjian Baru, orang Kristen tidak pernah
dinasihati untuk memegang hari Sabat. Bahkan Paulus memperingati orang-orang
Kristen yang secara formalitas memegang hari Sabat (Kol 2:16-17).
5) Sebaliknya orang-orang Kristen pada abad
permulaan berhimpun pada hari Minggu untuk berbakti kepada Tuhan:
1) Tuhan Yesus bangkit pada hari Minggu (Mat
28:1) dan para murid berhimpun bersama pada hari Minggu (Yoh 20:19,26).
2) "Pada hari pertama dalam minggu itu
(hari Minggu), ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus
berbicara dengan saudara-saudara di situ, ..." (Kis 20:7). Orang Kristen
berhimpun, mengadakan perjamuan kudus dan mendengarkan khotbah pada hari
Minggu.
3) "Pada hari pertama dari tiap-tiap
minggu, hendaklah kamu masing-masing -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh --
menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu
baru diadakan kalau aku datang" (1Kor 16:2). Orang Kristen memberi
persembahan pada hari Minggu.
Nubuat tentang hari
Minggu sebagai Hari Tuhan
"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan
ajaib di mata kita. Inilah HARI yang dijadikan Tuhan, marilah kita
bersorak-sorak dan bersukacita karenanya" (Mazm 118:22-24)./Mazmur
118:22*a berbicara tentang KEMATIAN Tuhan Yesus,sedangkan ayat 22b tentang
KEBANGKITAN Tuhan. Maka ayat ini pernah dikutip oleh Petrus di dalam khotbahnya
pada hari Pentakosta untuk menerangkan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus (Kis
2:10-11).Sedangkan ayat 24 merupakan nubuat tentang ibadah orang Kristen pada
hari Minggu untuk memperingati kebangkitan Tuhan Yesus.
Kesimpulan
Gereja di dalam zaman Perjanjian Baru tidak pernah
diperintahkan untuk memegang hari Sabat. Sebaliknya, untuk memperingati hari
KEBANGKITAN Tuhan, sejak abad pertama orang-orang Kristen beribadah kepada
Tuhan pada hari Minggu.<<keiya meyoka>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar