Senin, 31 Oktober 2016

JAGALAH PIKIRAN DAN MULUT DALAM HIDUP SEHARI-HARI

Apa yang kita pikirkan adalah hal yang penting, karena tutur kata dan tindakan kita menunjukkan apa yang kita renungkan dan dipikirkan. Alkitab menyatakan, "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati" (Matius 12:34). Hal-hal jahat yang masuk dalam pikiran dapat muncul ke permukaan tanpa kita sadari. Bila kita mengizinkan pikiran-pikiran yang tidak baik mendominasi pikiran kita, watak kita akan menjadi kacau.

Ketika pikiran yang berdosa masuk ke dalam kepala kita, tolaklah dengan sungguh-sungguh pikiran kotor itu. dikutip dalam ayat Alkitab, lantunkan lagu rohani, atau berdoa. Dengan pertolongan Allah, secara berangsur-angsur Anda akan dapat "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus" (2Korintus 10:5)

Menduniawi atau berpikiran duniawi, adalah membaktikan diri atau mengasyikkan diri dengan perhatian-perhatian duniawi yang bertentangan dengan kepentingan-kepentingan rohani. Kristen duniawi tidak perduli pada "segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." (2Pet 1:3). Sebaliknya, dia ditandai oleh ketidakperdulian rohani, ketidakmantapan dan ketidakdisiplinan. Ibadahnya cemar (Yak 1:26,27) dan bermusuhan dengan Allah (Yak. 4:4). Dia bersahabat dengan dunia (Yak. 4:4). Identitas rohaninya meragukan dan dia "lebih menuruti (mengasihi) hawa nafsu dari pada menuruti (mengasihi) Allah." (2Tim 3:4). Dia bersikap setengah hati terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan Allah; karena itu amat mudah dia terjerat oleh pencobaan atau bidat yang menyerangnya. Bibirnya dihias oleh pengakuan-pengakuan doktrin, namun isinya tidak lagi dihayatinya. "Jauhilah mereka itu," nasihat Paulus (2Tim 3:5).

Di pihak lain, Kristen yang bersikap rohani, ialah mereka yang mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat 6:33). Dia mengambil sikap tegas melawan semangat zaman ini, demi untuk memiliki identitas jelas dengan keluarga Allah. Dia memiliki persepsi dan ketajaman pertimbangan rohani karena dia berdoa dan berjalan dalam Roh (Fili 1:9-11). Walaupun jauh dari sempurna -- bahkan cukup sering mengalami kelemahan dan keraguan -- dia selalu mencari dan mengalami pembaharuan berulang-ulang di kaki salib Yesus (1Yoh 1:9 dan 1Yoh 2:1). Kerinduan terdalamnya ialah "penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah." (Fili 1:11). Dia sadar bahwa bersikap rohani menghasilkan "hidup dan damai sejahtera." (Rom 8:6). << keiya meyoka >>


Tidak ada komentar:

Posting Komentar