Apa
yang kita pikirkan adalah hal yang penting, karena tutur kata dan tindakan kita
menunjukkan apa yang kita renungkan dan dipikirkan. Alkitab menyatakan,
"Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati" (Matius 12:34).
Hal-hal jahat yang masuk dalam pikiran dapat muncul ke permukaan tanpa kita
sadari. Bila kita mengizinkan pikiran-pikiran yang tidak baik mendominasi
pikiran kita, watak kita akan menjadi kacau.
Ketika
pikiran yang berdosa masuk ke dalam kepala kita, tolaklah dengan sungguh-sungguh
pikiran kotor itu. dikutip dalam ayat Alkitab, lantunkan lagu rohani, atau
berdoa. Dengan pertolongan Allah, secara berangsur-angsur Anda akan dapat
"menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus" (2Korintus
10:5)
Menduniawi atau
berpikiran duniawi, adalah membaktikan diri atau mengasyikkan diri dengan
perhatian-perhatian duniawi yang bertentangan dengan kepentingan-kepentingan
rohani. Kristen duniawi tidak perduli pada "segala sesuatu yang berguna
untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita
oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." (2Pet 1:3). Sebaliknya, dia ditandai
oleh ketidakperdulian rohani, ketidakmantapan dan ketidakdisiplinan. Ibadahnya
cemar (Yak 1:26,27) dan bermusuhan dengan Allah (Yak. 4:4). Dia bersahabat
dengan dunia (Yak. 4:4). Identitas rohaninya meragukan dan dia "lebih
menuruti (mengasihi) hawa nafsu dari pada menuruti (mengasihi) Allah."
(2Tim 3:4). Dia bersikap setengah hati terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
kerajaan Allah; karena itu amat mudah dia terjerat oleh pencobaan atau bidat
yang menyerangnya. Bibirnya dihias oleh pengakuan-pengakuan doktrin, namun
isinya tidak lagi dihayatinya. "Jauhilah mereka itu," nasihat Paulus
(2Tim 3:5).
Di pihak lain,
Kristen yang bersikap rohani, ialah mereka yang mencari dahulu Kerajaan Allah
dan kebenarannya (Mat 6:33). Dia mengambil sikap tegas melawan semangat zaman
ini, demi untuk memiliki identitas jelas dengan keluarga Allah. Dia memiliki
persepsi dan ketajaman pertimbangan rohani karena dia berdoa dan berjalan dalam
Roh (Fili 1:9-11). Walaupun jauh dari sempurna -- bahkan cukup sering mengalami
kelemahan dan keraguan -- dia selalu mencari dan mengalami pembaharuan
berulang-ulang di kaki salib Yesus (1Yoh 1:9 dan 1Yoh 2:1). Kerinduan
terdalamnya ialah "penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus
Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah." (Fili 1:11). Dia sadar bahwa
bersikap rohani menghasilkan "hidup dan damai sejahtera." (Rom 8:6).
<< keiya meyoka >>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar