Rabu, 30 November 2016

NATAL TELAH TIBA

Apakah gereja salah merayakan hari Natal?

Orang Kristen dapat dibedakan berdasarkan cara mereka merayakan Natal. Sebagian orang tidak terlalu memikirkannya dengan serius kecuali berbelanja ke pusat pertokoan. Sebagian lainnya akan menggunakan saat-saat itu untuk mewujudkan sesuatu yang berarti dalam merayakan kelahiran Yesus di dunia yang fana ini. Saya adalah salah satu dari orang yang ingin berada di kelompok yang kedua.

Pada saat-saat Natal, masih banyak orang yang bertanya-tanya apa arti segala kesibukan Natal yang mereka lihat dan dengar itu. Mereka yang melihat nyala lilin, hiasan-hiasan, pera-yaan-perayaan dan kebaktian-kebaktian mungkin saja menyimpulkan, "Sesuatu pasti telah terjadi di sini!"

Ya, memang sesuatu telah terjadi. Kita harus menyampaikan kepada dunia tentang hal ini, bahwa Allah telah mengunjungi bumi kita. AnakNya, Yesus Kristus, telah datang sebagai utusanNya, untuk mati bagi segala dosa kita (Yohanes 1:1-14).

Inilah berita yang sesungguhnya. Allah telah menjadi sama seperti kita agar kita dapat hidup selamanya bersamaNya.

Aspek-aspek yang negatif tentang perayaan Natal

Belakangan ini banyak gereja yang memberikan konotasi negatif terhadap perayaan Natal. Bahkan mereka melarang anggota-anggotanya untuk berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Mereka mempunyai beberapa alasan yang boleh saya simpulkan sebagai berikut:

1)      Dalam Perjanjian Baru tidak ada indikasi bahwa gereja-gereja pada abad permulaan merayakan hari Natal. Demikian pula, pohon terang dan sinterklaas adalah tidak Alkitabiah.

2)      Menurut pendapat beberapa sarjana Alkitab, kelahiran Tuhan Yesus bukan pada musim dingin (bulan Desember), tetapi pada awal musim rontok (September).

3)      Dewasa ini hari Natal sudah terlalu komersial. Banyak yang menggantikan "Christmas" sebagai "Holiday Season."

4)      Banyak pemabukan dan kecelakaan terjadi karena orang merayakan "Holiday Season."

Hal-hal yang mereka katakan itu memang benar. Perayaan Natal yang sudah dikomersialkan memang tidak sesuai dengan tradisi Kristen, bahkan lebih menyerupai festival. Saturnalia yang dirayakan oleh gereja kafir pada zaman dahulu. Tetapi, apakah gereja salah memperingati kelahiran Tuhan Yesus? Mengapa setiap tahun gereja kita merayakan hari Natal? Marilah kita bahas hal ini.

Aspek-aspek yang positif tentang perayaan Natal

Walaupun perayaan Natal tidak terdapat di dalam Alkitab, kita pun boleh mengesahkan aplikasi Natal yang sehat tentang arti kelahiran Tuhan Yesus kepada dunia. Terutama dalam masyarakat yang semakin duniawi dan fragmental ini, alangkah baiknya kalau setiap tahun kita dapat memperingati suatu fakta yang terbesar di dalam sejarah manusia secara universal, sehingga di dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1Yoh 4:9). Maka, perayaan Natal adalah suatu proklamasi bahwa "Kristus Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa" (1Tim 1:15). Hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk penginjilan.

Di dunia Barat kita lazim mengadakan reuni dalam perayaan Natal, di mana anggota-anggota keluarga (mungkin disertai oleh teman-teman atau sanak saudara) berhimpun bersama di bawah pohon terang, kita menyanyi bersama atau mendengarkan lagu-lagu Natal sambil tukar-menukar kado. Inilah suatu komunikasi yang indah antar anggota keluarga dan sanak saudara. Banyak salah paham dan perbedaan pendapat yang sanggup didamaikan. Memang, tukar-menukar kado dapat menjerumuskan kita ke dalam ketamakan atau keduniawian. Namun kalau kita lakukan hal tersebut dengan kasih, tukar-menukar kado mengingatkan kita akan hadian yang terbesar, yang Allah Bapa karuniakan kepada kita, yaitu Tuhan Yesus (Yoh 3:16). Maka sebelum kita memberikan kado kepada orang yang kita kasihi, kita terlebih dahulu memberikan diri kita sendiri sebagi kado untuk Tuhan.

Melalui perayaan Natal, kita pun boleh memberitakan ceritaNatal kepada anak-anak kita. Banyak orang yang sudah meninggalkan Tuhan, bertahun-tahun tidak pernah ke gereja, namun mereka masih teringat cerita-cerita tentang orang majus dan bintang terang,kandang dan palungan, malaikat dan gembala di padang rumput, dan lain-lain. Kesan-kesan Natal inilah yang sering mengembalikan mereka yang terhilang untuk pulang ke rumah Bapa.

Pohon terang memang tidak terdapat di dalam Alkitab. Namun kini pohon terang sudah menjadi suatu simbol perayaan Natal. Kita boleh memakai simbol ini dengan aplikasi yang benar. Misalnya, pohon terang melambangkan Kristus sebagai terang dunia (Yoh 9:5) dan hendaklah kita "bercahaya di depan orang" agar Bapa yang di surga dipermuliakan (Mat 5:16).

Bilamana Tuhan Yesus dilahirkan? Sebagian sarjana Alkitab "mengusulkan" 29 September sebagai hari Natal. Hal ini lebih masuk akal, sebab bertepatan dengan perayaan Tabernakel orang Yahudi. Tetapi sebenarnya tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan tepat bilamana Yesus dilahirkan. Walaupun demikian, kita percaya bahwa Yesus sungguh telah dilahirkan oleh anak dara Maria di Betlehem. Jadi Ia pasti mempunyai hari ulang tahun, walaupun kita tidak tahu tanggal berapa Yesus dilahirkan, melainkan sikap dan tujuan kita merayakan hari Natal.<<keiya meyoka>>


Tidak ada komentar:

Posting Komentar