Apakah gereja salah merayakan hari Natal?
Orang
Kristen dapat dibedakan berdasarkan cara mereka merayakan Natal. Sebagian orang
tidak terlalu memikirkannya dengan serius kecuali berbelanja ke pusat
pertokoan. Sebagian lainnya akan menggunakan saat-saat itu untuk mewujudkan
sesuatu yang berarti dalam merayakan kelahiran Yesus di dunia yang fana ini.
Saya adalah salah satu dari orang yang ingin berada di kelompok yang kedua.
Pada
saat-saat Natal, masih banyak orang yang bertanya-tanya apa arti segala
kesibukan Natal yang mereka lihat dan dengar itu. Mereka yang melihat nyala
lilin, hiasan-hiasan, pera-yaan-perayaan dan kebaktian-kebaktian mungkin saja
menyimpulkan, "Sesuatu pasti telah terjadi di sini!"
Ya,
memang sesuatu telah terjadi. Kita harus menyampaikan kepada dunia tentang hal
ini, bahwa Allah telah mengunjungi bumi kita. AnakNya, Yesus Kristus, telah
datang sebagai utusanNya, untuk mati bagi segala dosa kita (Yohanes 1:1-14).
Inilah
berita yang sesungguhnya. Allah telah menjadi sama seperti kita agar kita dapat
hidup selamanya bersamaNya.
Aspek-aspek yang negatif tentang perayaan Natal
Belakangan
ini banyak gereja yang memberikan konotasi negatif terhadap perayaan Natal.
Bahkan mereka melarang anggota-anggotanya untuk berpartisipasi dalam perayaan
tersebut. Mereka mempunyai beberapa alasan yang boleh saya simpulkan sebagai
berikut:
1) Dalam
Perjanjian Baru tidak ada indikasi bahwa gereja-gereja pada abad permulaan
merayakan hari Natal. Demikian pula, pohon terang dan sinterklaas adalah tidak
Alkitabiah.
2) Menurut
pendapat beberapa sarjana Alkitab, kelahiran Tuhan Yesus bukan pada musim
dingin (bulan Desember), tetapi pada awal musim rontok (September).
3) Dewasa
ini hari Natal sudah terlalu komersial. Banyak yang menggantikan
"Christmas" sebagai "Holiday Season."
4) Banyak
pemabukan dan kecelakaan terjadi karena orang merayakan "Holiday
Season."
Hal-hal
yang mereka katakan itu memang benar. Perayaan Natal yang sudah dikomersialkan
memang tidak sesuai dengan tradisi Kristen, bahkan lebih menyerupai festival.
Saturnalia yang dirayakan oleh gereja kafir pada zaman dahulu. Tetapi, apakah
gereja salah memperingati kelahiran Tuhan Yesus? Mengapa setiap tahun gereja
kita merayakan hari Natal? Marilah kita bahas hal ini.
Aspek-aspek yang positif tentang perayaan Natal
Walaupun
perayaan Natal tidak terdapat di dalam Alkitab, kita pun boleh mengesahkan
aplikasi Natal yang sehat tentang arti kelahiran Tuhan Yesus kepada dunia.
Terutama dalam masyarakat yang semakin duniawi dan fragmental ini, alangkah
baiknya kalau setiap tahun kita dapat memperingati suatu fakta yang terbesar di
dalam sejarah manusia secara universal, sehingga di dalam hal inilah kasih Allah
dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya
yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1Yoh 4:9). Maka,
perayaan Natal adalah suatu proklamasi bahwa "Kristus Yesus datang ke
dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa" (1Tim 1:15). Hal ini
merupakan kesempatan yang baik untuk penginjilan.
Di
dunia Barat kita lazim mengadakan reuni dalam perayaan Natal, di mana
anggota-anggota keluarga (mungkin disertai oleh teman-teman atau sanak saudara)
berhimpun bersama di bawah pohon terang, kita menyanyi bersama atau
mendengarkan lagu-lagu Natal sambil tukar-menukar kado. Inilah suatu komunikasi
yang indah antar anggota keluarga dan sanak saudara. Banyak salah paham dan
perbedaan pendapat yang sanggup didamaikan. Memang, tukar-menukar kado dapat menjerumuskan
kita ke dalam ketamakan atau keduniawian. Namun kalau kita lakukan hal tersebut
dengan kasih, tukar-menukar kado mengingatkan kita akan hadian yang terbesar,
yang Allah Bapa karuniakan kepada kita, yaitu Tuhan Yesus (Yoh 3:16). Maka
sebelum kita memberikan kado kepada orang yang kita kasihi, kita terlebih dahulu
memberikan diri kita sendiri sebagi kado untuk Tuhan.
Melalui
perayaan Natal, kita pun boleh memberitakan ceritaNatal kepada anak-anak kita.
Banyak orang yang sudah meninggalkan Tuhan, bertahun-tahun tidak pernah ke
gereja, namun mereka masih teringat cerita-cerita tentang orang majus dan
bintang terang,kandang dan palungan, malaikat dan gembala di padang rumput, dan
lain-lain. Kesan-kesan Natal inilah yang sering mengembalikan mereka yang
terhilang untuk pulang ke rumah Bapa.
Pohon
terang memang tidak terdapat di dalam Alkitab. Namun kini pohon terang sudah
menjadi suatu simbol perayaan Natal. Kita boleh memakai simbol ini dengan
aplikasi yang benar. Misalnya, pohon terang melambangkan Kristus sebagai terang
dunia (Yoh 9:5) dan hendaklah kita "bercahaya di depan orang" agar
Bapa yang di surga dipermuliakan (Mat 5:16).
Bilamana
Tuhan Yesus dilahirkan? Sebagian sarjana Alkitab "mengusulkan" 29
September sebagai hari Natal. Hal ini lebih masuk akal, sebab bertepatan dengan
perayaan Tabernakel orang Yahudi. Tetapi sebenarnya tidak ada seorang pun yang
mengetahui dengan tepat bilamana Yesus dilahirkan. Walaupun demikian, kita
percaya bahwa Yesus sungguh telah dilahirkan oleh anak dara Maria di Betlehem.
Jadi Ia pasti mempunyai hari ulang tahun, walaupun kita tidak tahu tanggal berapa
Yesus dilahirkan, melainkan sikap dan tujuan kita merayakan hari Natal.<<keiya meyoka>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar