Siapakah yang berhak mengatur hidup kita? Diri kita sendiri? Apakah yang kita gunakan sebagai standar hidup? Hati nurani, hukum pemerintah, atau hukum gereja? Jika kita mengaku beriman, sudahkah kebenaran Allah saja yang mengatur hidup kita? Hukum-hukum itu mengatur hubungan umat-Nya dengan diri-Nya dan antar sesama umat-Nya. Hukum-hukum ilahi itulah yang diucapkan Allah langsung kepada Musa untuk disampaikan kepada umat manusia, terutama kepada umat pilihan Allah.
SAYA MILIKI?
Sah milik Allah. "Akulah Tuhan Allahmu...." adalah pengesahan bahwa Allah adalah Allah bagi umat yang berimani dan semua orang adalah umat kesayangan-Nya. Umat kesayangan Allah ini telah melihat karya besar Allah dalam awal kehidupan mereka berumat. Allah menunjukkan keterlibatan besar dalam hidup mereka. Perbuatan ajaib Allah itu alasan yang membuat mereka hanya perlu taat pada Allah yang Ajaib dan Besar. Tidak ada ilah lain yang patut disembah di samping Tuhan Allah.
MENYEMBAH KEPADA?
Wujud nyata menyembah Allah. Bagaimanakah seharusnya umat Allah memulai hubungan pribadi sebagai umat milik Allah?
PERTAMA Sembah Dia saja. Hanya Dia yang telah menyatakan Diri kepada mereka, Allah sejati, bukan yang lain. Allah nyata dalam karya-Nya yang besar dan di dalam firman-Nya.
KEDUA, Allah melarang umatnya membuat apapun yang dapat menggantikan kehadiran-Nya. Allah tidak ingin dinomorduakan.
KETIGA, nama-Nya harus ditinggikan, dan dimuliakan. Menyebut nama-Nya dengan sembarangan sama dengan tidak meninggikan Dia.
KEEMPAT, bersekutu dengan-Nya pada hari Sabat. Persekutuan dengan-Nya membuat manusia makin mengenal dan terus berharap pada-Nya.
Keempat hal tersebut perlu dipelihara dan dijalankan oleh umat Allah.
UCAPAN SYUKUR.
Syukur pada Kristus yang telah memperkenalkan Allah lebih jelas karena Kristus adalah gambar wujud Allah (Ibrani 1:2-3). Di dalam dan melalui Kristus kita dapat mengalami hubungan pribadi lebih dekat lagi dan pasti adanya.[KM]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar