Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat
baik kita membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh (1Petrus 2:15) Kita tak
perlu mengadakan penelitian untuk mencari hal-hal yang tidak kita sukai di kalangan
masyarakat. Norma-norma Allah tentang yang baik dan yang buruk begitu jelas dan
menjadi lebih kontras dengan banyaknya kejahatan, penyimpangan-penyimpangan
kriminalitas dan peyelewengan-penyelewengan lain yang dapat ditemukan di
mana-mana. Memang lebih mudah untuk tidak berbuat apa-apa selain hanya menuding
segala kebobrokan yang ada dan menghabiskan banyak waktu untuk mencela ini dan
itu. Namun, jika kita melakukan hal ini, orang akan bosan mendengarkan kita dan
akhirnya kita hanya akan dijuluki terus.
Sebuah warta bernama _Communication Briefings_ menyarankan pendekatan yang
lebih positif untuk hal ini: Daripada melawan keburukan dalam kalangan masyarakat
yang terkecil, lebih baik bersahabat dengan penawarnya. Sebagai contoh,
"Daripada hanya mengritik kemampuan membaca seseorang yang buruk, lebih
baik tunjukkanlah yang benar, dengan demikian kita memperbaiki yang buruk
itu." Apa yang dapat kita terapkan untuk diri kita? Rasul Petrus berkata,
dengan berbuat baik kita akan membungkam kepicikan orang-orang bodoh (1Petrus
2:15). Biarlah orang mengenal kita sebagai orang yang bersahabat dengan
kebajikan, bukan hanya sebagai orang yang bermusuhan dengan kejahatan Kita
harus memakai banyak waktu untuk mengembangkan kekuatannya, bukan mengoreksi
kelemahan-kelemahannya saja, meskipun kelemahan perlu diperbaiki. Jalan terbaik
untuk melaksanakannya ialah dengan meminta bantuan kepada Allah Tritunggal
melalui doa dan puasa. Penolong terbaik dalam pelayanan kita ialah Kuasa roh
Allah, manfaat yang besar ialah meminta rohkudus rekan sekerja untuk bertemu
sewaktu-waktu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah dalam roh dan
kebenaran. kita mempunyai kelemahan yang kita kira berlaku pula bagi kebanyakan
orang yaitu terlalu meninggikan atau sebaliknya terlalu menganggap remeh jika
kita hanya melihat titik-titik kekuatan seseorang yang beribadah, kita
memerlukan pelatih roh Allah untuk melihat hal-hal yang tidak kita lihat. Orang
yang tidak percaya sering menunjuk kepada mereka yang mengatakan bahwa mereka
percaya Alkitab tetapi hidupnya tidak berubah. Tetapi sejarah juga ditandai
oleh mereka yang kehidupannya menjadi lebih baik oleh karena itu Sepuluh
Perintah Allah (SPA) telah menjadi sumber pengarahan moral bagi banyak orang yang
tak terhitung jumlahnya. Mazmur-mazmur Daud telah memberikan kekuatan pada
waktu kesulitan dan kehilangan. Khotbah Yesus di Bukit telah menjadi obat bagi
jutaan orang untuk mengatasi kesombongan dan sikap legalisme. Uraian Paulus
mengenai Kasih di 1Korintus 13 telah banyak melunakkan hati yang sedang marah.
Perubahan hidup dari orang-orang seperti Rasul Paulus, Agustinus, Martin
Luther, John Newton, Leo Tolstoy, dan C.S. Lewis menunjukkan perubahan yang
dapat dilakukan Alkitab. Bahkan satu bangsa atau suku seperti Celtic di
Irlandia, Viking yang liar di Norwegia, atau Indian Auka di Equador telah
diubah oleh Firman Allah dan kehidupan serta karya Yesus Kristus yang tak
terbandingkan. kita tidak sendirian jika kita masih meragukan Alkitab. Alkitab,
sama seperti dunia di sekitar kita, memang mengandung unsur-unsur misteri.
Namun demikian, jika Alkitab benar-benar seperti yang dikatakannya, kita tidak
perlu memilah-milah sendiri bukti-bukti yang ada. Yesus justru menjanjikan
pertolongan ilahi bagi mereka yang ingin mengenal kebenaran tentang diri-Nya
dan ajaran-Nya. Sebagai tokoh utama dari Perjanjian Baru, Yesus berkata,
"Barangsiapa mau melakukan kehendak Allah, ia akan tahu entah ajaran-Ku
ini berasal dari Allah, entah aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri" (Yoh
7:17). Satu kunci penting untuk mengerti Alkitab adalah bahwa Alkitab tidak
pernah bermaksud untuk menarik kita kepada dirinya sendiri. Setiap prinsip di
dalam Alkitab memperlihatkan kebutuhan kita akan pengampunan yang disediakan
Kristus bagi kita. Alkitab memperlihatkan mengapa kita perlu membiarkan Roh
Kudus hidup melalui kita. Untuk hubungan yang seperti inilah Alkitab diberikan
kepada kita. Jika persoalan kita ialah memandang remeh seseorang, kita
membutuhkan pertolongan dari Allah sehingga kita dapat memandang segi-segi yang
baik dan kita cenderung untuk menilai cacat-cacat kecil sehingga evaluasi dari
orang lain sangat kita butuhkan, demikian juga hanya Roh Allah saja yang dapat
mengugupkan seseorang untuk melaksanakan tugas penginjilan. Yesus menekankan
kebenaran ini dalam hubungan kerja sama dengan Roh Allah. Dengan kuasa Roh
Kudus Ia memberitakan Injil kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, mengusir
setan dan membebaskan orang-orang yang tertindas (Mat 12:28; Luk 4:18). Yesus adalah Allah yang menyatakan diri-Nya
kepada manusia. Sedangkan Roh Kudus adalah Allah yang bekerja di antara
manusia. Ia adalah perantara Allah yang menjalankan rencana keselamatan yang
kekal melalui orang-orang. Itulah sebabnya Yesus menjelaskan kepada
murid-murid-Nya bahwa Roh itu akan menyediakan jalan bagi pelayanan mereka. Ia
akan mengaruniakan kepada mereka apa yang harus mereka katakan (Mat 10:19-20;
Mar 13:11; Luk 12:12). "Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran
dan penghakiman" (Yoh 16:8). Ia akan menyatakan kebenaran agar manusia
mengenal Tuhan (Mat 22:43; bandingkan dengan Mar 12:36; Yoh 16:14). Dengan
kuasa-Nya, Ia menjanjikan kepada murid-murid-Nya kecakapan untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan Tuhan, dalam hal ini, pemberitaan Injil sama sekali bukan pekerjaan
manusia, melainkan rencana (pekerjaan) Allah yang telah berjalan sejak awal
kejadian bumi, dan yang akan terus berlangsung hingga tujuan Allah tercapai.
Penginjilan adalah semata-mata pekerjaan Roh Kudus. Kewajiban umat-Nya adalah
menyerahkan diri mereka untuk dikuasai sepenuhnya oleh Rohkudus.
"Janganlah takut sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil
engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang
melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau
tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan
dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau."(Yes 43:1,2)
"Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari
segala kegentaranku." (Mazm 34:5) "Janganlah takut, sebab Aku
menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini adalah Allahmu; Aku akan
meneguhkan, bahkan akan menolong engkau: Aku akan memegang engkau dengan tangan
kanan-Ku yang membawa kemenangan."(Yes 41:10) "Sebab kamu tidak
menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah
menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: 'ya
Abba, ya Bapa!' Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita
adalah anak-anak (Rom 8:15,16) "Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan
tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka." (Ams
1:33). "Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku
dari segala kegentaranku." (Mazm 34:5) "Serahkanlah segala
kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Pet 5:7)
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari." (Mat 6:33,34) "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku,
dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur
lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazm 42:6) <<keiya
meyoka>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar