Matius dan penulis Injil lainnya mengingatkan
hubungan antara tindakan Yesus dengan fungsi Bait Allah yang benar seperti yang
dikemukakan oleh nabi Yeremia ( Yer. 7:1-10). Bait Allah dimengerti sebagai
`rumah', juga sebagai `tempat kudus' Allah. Yesus ingin agar Rumah Allah itu
benar-benar menjadi tempat kudus yang di dalamnya Allah berdiam.
Apa yang Tuhan Yesus lakukan? Ia mengejutkan
pengunjung Bait Allah dengan tindakan-Nya mengacaukan dan menghentikan pasar
serta kegiatannya di pelataran Bait Allah (Yer 7:12). Sepertinya kehadiran para
pedagang di pelataran Bait Allah itu menolong orang yang datang dari jauh
dengan menyediakan hewan yang akan dipersembahkan sebagai korban. Padahal para
pedagang ini bersekongkol dengan para imam untuk mencari keuntungan semata.
Yang terjadi adalah para pedagang itu memonopoli hewan korban tersebut dan
menjualnya dengan harga yang sangat mahal. Para pengunjung itu seolah
"dirampok." Itu sebabnya para imam jengkel dengan tindakan Tuhan
Yesus (Yer 71:5). Tuhan Yesus tidak hanya menentang penyalahgunaan Bait Allah
seperti ini, Ia ingin mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai rumah doa (Yer 7:
13). Ia juga memberikan pengajaran melalui perbuatan-Nya menjadikan Bait Allah
sebagai tempat belas kasih Tuhan dinyatakan. Maka mereka yang dijamah Tuhan
menyanyikan pujian dan bersorak hosana (Yer 7:14-16).
Gereja seharusnya menjadi tempat orang bertemu
dengan Tuhan, menikmati dan mengalami karya Tuhan yang membebaskan manusia dari
belenggu dosa. Kita yang adalah umat Tuhan dipanggil sebagai agen Allah untuk
memfungsikan gereja sebagaimana seharusnya. Menjadikan gereja yang berfungsi
sesuai firman Tuhan merupakan tugas kita sebagai jemaat dan bukan hanya
tanggung jawab para rohaniwan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar