Inilah
yang para rasul terus alami. Mereka tertangkap lagi dan harus menghadapi
pengadilan di Mahkamah Agama yang sudah bobrok. Tidak heran, para pemimpin
agama bukannya mengakui karya Allah, tetapi malahan mempersalahkan para rasul
itu karena tidak menghiraukan larangan mereka sebelumnya (Kisah Para Rasul
5:26-28). Selain itu juga karena iri hati (Kisah Para Rasul 5:17b). Rasa benci
yang besar terhadap Yesus membuat mereka hanya menyebut Yesus sebagai
"nama itu" dan "darah Orang itu" (Kisah Para Rasul 5:28).
Bagaimana
respons para rasul? Dengan penuh keberanian mereka menyatakan prinsip mereka
untuk selalu taat kepada Allah, apa pun risikonya. Mereka juga menyatakan
dengan tegas dosa para pemimpin agama karena telah membunuh Yesus. Namun Allah
telah membangkitkan dan memuliakan Dia menjadi Pemimpin dan Juruselamat
manusia. Sebab itu orang yang bertobat dan percaya akan menerima pengampunan
dosa dan karunia Roh Kudus. Hal berikut yang dinyatakan oleh para murid adalah
mengenai tugas dan peranan mereka sebagai saksi Kristus. Mereka harus
menyatakan kebenaran tentang apa yang mereka lihat dan dengar tentang Yesus.
Lalu
bagaimana reaksi para pemimpin agama? Mereka ingin membunuh para rasul itu.
Namun Tuhan tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia memakai Gamaliel, seorang ahli
Taurat dan rabi, yang sangat berpengaruh dan dihormati oleh orang Yahudi untuk
melindungi para rasul sehingga walaupun disiksa, mereka tetap bersukacita dan terus
bersaksi.
Sikap
setia memberitakan Injil dan berani menyatakan kebenaran harus ada dalam diri
kita, apa pun risikonya. Bila kita harus menghadapi ancaman dari para musuh
Injil, bersukacitalah. Itu berarti Tuhan menganggap kita layak menderita bagi
Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar