Jumat, 27 Oktober 2017

SETIA DAN BERANI

Bila kita membaca majalah "Open Doors" dan "Kasih Dalam Perbuatan", kita akan melihat banyak gereja dan orang Kristen di berbagai belahan dunia yang menghadapi ketidakadilan, tekanan, dan penganiayaan yang sangat berat, seperti di Korea Utara, Irak, Pakistan, dll. Namun mereka tetap bersukacita, setia beriman, serta memberitakan Injil.

Inilah yang para rasul terus alami. Mereka tertangkap lagi dan harus menghadapi pengadilan di Mahkamah Agama yang sudah bobrok. Tidak heran, para pemimpin agama bukannya mengakui karya Allah, tetapi malahan mempersalahkan para rasul itu karena tidak menghiraukan larangan mereka sebelumnya (Kisah Para Rasul 5:26-28). Selain itu juga karena iri hati (Kisah Para Rasul 5:17b). Rasa benci yang besar terhadap Yesus membuat mereka hanya menyebut Yesus sebagai "nama itu" dan "darah Orang itu" (Kisah Para Rasul 5:28). 

Bagaimana respons para rasul? Dengan penuh keberanian mereka menyatakan prinsip mereka untuk selalu taat kepada Allah, apa pun risikonya. Mereka juga menyatakan dengan tegas dosa para pemimpin agama karena telah membunuh Yesus. Namun Allah telah membangkitkan dan memuliakan Dia menjadi Pemimpin dan Juruselamat manusia. Sebab itu orang yang bertobat dan percaya akan menerima pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus. Hal berikut yang dinyatakan oleh para murid adalah mengenai tugas dan peranan mereka sebagai saksi Kristus. Mereka harus menyatakan kebenaran tentang apa yang mereka lihat dan dengar tentang Yesus.

Lalu bagaimana reaksi para pemimpin agama? Mereka ingin membunuh para rasul itu. Namun Tuhan tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia memakai Gamaliel, seorang ahli Taurat dan rabi, yang sangat berpengaruh dan dihormati oleh orang Yahudi untuk melindungi para rasul sehingga walaupun disiksa, mereka tetap bersukacita dan terus bersaksi.

Sikap setia memberitakan Injil dan berani menyatakan kebenaran harus ada dalam diri kita, apa pun risikonya. Bila kita harus menghadapi ancaman dari para musuh Injil, bersukacitalah. Itu berarti Tuhan menganggap kita layak menderita bagi Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar