Seorang perempuan kristen baru-baru ini menceritakan
bahwa ia baru saja melewati masa krisis kejiwaan. Namun ia mengalami frustasi
karena tidak seorang kristen pun yang kepadanya ia dapat berpaling. Dia berasal
dari keluarga yang baik namun mereka tidak siap untuk menolongnya. Dia pun
rajin mengikuti ibadah Minggu walaupun khotbah-khotbah Minggu tidak cukup
membantu dia di dalam persoalan pribadinya. Dia sudah mencoba untuk menemui
pendeta dan hamba Tuhan yang lain, namun nampaknya mereka tidak mempunyai cukup
waktu untuknya. Kemana ia harus pergi? Dia butuh teman rohani agar ia dapat
melewati krisis dengan tetap mempertahankan imannya.
Itulah juga yang dialami oleh Yoas. Alkitab dengan
jelas mengatakan bahwa ia melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan seumur
hidupnya selama imam Yoyada mengajar dia. Apa yang dilakukan oleh Yoas sangat
bertentangan dengan Ahazia orang tuanya. Walaupun tidak menjauhkan bukit-bukit
pengorbanan, Yoas tidak menyembah Baal. Karena pengaruh Yoyada, Yoas
berinisiatif untuk memperbaiki Bait Allah. Bahkan ketika para imam belum
memperbaikinya, Yoas sendirilah melalui panitera raja yang memimpin pengumpulan
dana dan membayarkan kepada para pekerja. Namun apa yang terjadi setelah Yoyada
meninggal? Di dalam 2Taw. 24:15-21 diungkapkan bahwa setelah kematian Yoyada,
Yoas mendapatkan pengaruh dari para pemimpin Yehuda dan meninggalkan Allah
untuk berpaling kepada berhala. Bahkan ketika anak Yoyada berusaha mengingatkan
Yoas, ia malah dibunuhnya.
Karena dosa-dosa itulah maka Yehuda dan Yerusalem
tertimpa murka Allah. Salah satunya adalah majunya Hazael raja Aram menyerang
dan merebut Gat. Serangan ini berlanjut hingga mengarah ke Yerusalem. Dalam
keadaan demikian, Yoas mengalami krisis baik kejiwaan maupun rohani. Ia tidak
lagi mempunyai teman rohani seperti Yoyada selain para pemimpin Yehuda yang
justru menyesatkan. Ia menggunakan persembahan yang dikhususkan buat Allah
sebagai persembahan kepada Hazael. Seharusnya ia berpaling kepada Allah dan
bukannya merampok Allah untuk meminta pertolongan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar