TEMPAT
IBADAH SEBAGAI TEMPAT PERSEKUTUAN

Setiap
anggota Persekutuan Doa tubuh Kristus memegang peranan dalam pelayanan ini hanya
dapat mereka kerjakan jika mereka dididik dan di penuhkan oleh kuasa Roh Kudus.
Selama Yesus tinggal bersama-sama dengan murid-murid-Nya secara manusia, Ia
menjadi pemimpin mereka. Akan tetapi,
kemudian di dalam tempat Ibadah atau gereja, merekalah yang harus melanjutkan
kepemimpinan itu. Jadi, Yesus harus
melatih-melatih mereka dalam tugas ini. Artinya, Ia harus terus-menerus
bersekutu dengan mereka yang sudah dipilih-Nya itu.
Setiap
orang tidak dapat dan tidak akan menemukan dalam hubungan ini, bahwa penunjukan
kepada "murid-murid" sebagai kelompok yang bersatu itu lebih banyak ditulis di dalam keempat
Injil daripada penunjukan kepada seorang murid sebagai pribadi. bahkan
hal ini lebih lanjut, dan menegaskan bahwa penunjukan kepada pribadi- pribadi
mengarah kepada kekalahan-kekalahan dari pihak mereka, sedangkan penunjukkan
kepada kelompok sebagai satu kesatuan sering berarti kesukaran, pengertian,
atau prestasi mereka. Ketika diingatkan bahwa hal ini ditulis dengan ilham oleh
para murid, dan bukan oleh Yesus, jelaslah berarti bahwa mereka akan menegaskan
tempat mereka dalam arti demikian, kita tidak perlu menarik kesimpulan bahwa
para murid tidak dipandang penting sebagai pribadi-pribadi. Ini menyatakan
kepada kita bahwa para murid memahami Tuhan mereka yang memandang mereka
sebagai satu tubuh yang terdiri dari orang-orang beriman yang dilatih bersama
untuk diutus kepada dunia.
Mereka
memandang diri mereka sendiri melalui Kristus, pertama sebagai sebuah tempat
Ibadah atau gereja, dan kedua di dalam kumpulan kelompok orang
Kristen.<<meyoka keiya>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar