JUJUR
DIATAS TANAH PAPUA
(jangan
projek suapan)
Jikalau
orang-orang Papua dapat bersikap lebih jujur berusaha dengan
Masalah
kemerdekaan-nya, mereka akan lebih efektif dalam menjangkau orang-orang yang
belum percaya bagi Kristus.
Ibarat
Pace Jhon berbicara dengan seorang pelacur yang rasa loyo karena kelaparan,
yang memerlukan pertolongan dari para pejuan yang ada di pusat kota. Ketika ia
menyarankan agar pergi ke gereja, para pejuan itu menjawab, "Gereja!
Mengapa saya harus ke gereja? Mereka membuat saya merasa lebih berdosa
dibandingkan dengan apa yang telah saya lakukan!"
Kita
yang pergi ke gereja secara rutin pada hari Minggu, cenderung datang dengan
wajah yang selalu bersukacita atau terlihat saleh. Keadaan ini mungkin akan
memberi kesan bahwa kita tidak pernah berjuang dengan sepenuh hati ditanah
perjanjian Tuhan (Papua) dan selalu jatuh dari standar hidup yang telah ditetapkan
oleh Tuhan ( lantaran karena ada suapan Kerta Sudirman). Dengan demikian,
tidaklah aneh bila waktunya terus menerus bertunda-tunda.
Hal
ini tidak berarti kita harus menceritakan semua dosa pikiran dan perbuatan kita
kepada siapa saja. Cara penyelesaian terhadap situasi seperti ini dimulai
dengan kejujuran menyatakan keberadaan diri kita sendiri seperti yang dilakukan
Daud dalam (Mazmur 51:1-19).
Jika
kita mengakui bahwa kita pun memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa suapan
kertas sudirman dan mengakui keterbatasan kemampuan kita untuk menang terhadap bangsa
iblis, maka kita tidak menyatakan kesucian hidup kita lebih dari kenyataan yang
sesungguhnya. Orang yang berdosa dan orang luar akan merasakannya, dan Allah
akan memakai kita untuk "mengajarkan jalan[Nya] kepada orang-orang yang
melakukan pelanggaran" (Mazmur 51:15) perlu mengetahui potensi dosa suapan
kertas sudirman dalam hati kita membuat kita memiliki tanda ketidak jujuran
atas perjuangan tanah Perjanjian ini. <<Keiya
meyoka>>.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar