Negeri yang dijanjikan Tuhan ternyata tidak dimiliki semudah membalik telapak tangan. Negeri yang berlimpah susu dan madu itu harus ditaklukkan dan dimiliki sepenuhnya. Akan tetapi, masih ada daerah- daerah yang belum direbut, karena itu orang percaya masih harus berperang terus (Yosua 13:1-7). Tuhan sudah berjanji akan menghalau para musuh itu (Yos 13:6a), namun orang percaya masa kini menghadapi berbagai masalah intern. Yosua sudah tua, maka perlu penyiapan pemimpin baru. Sebagian suku yang sudah mendapat tanah cenderung cepat berpuas diri. Selain dua hal itu, pembagian tanah juga harus dilakukan dengan adil, jujur, berani dan berwawasan. Ternyata sudah berhasil menang pun masih banyak tugas dan masalah yang harus diselesaikan apabila kita periksa lebih teliti mengapa agenda penaklukan Tanah Perjanjian ini tidak juga selesai, jawabnya tidak sederhana. Sebagian karena faktor manusiawi: lanjut usia, tenaga mulai kurang, misalnya. Mudah puas, tidak konsisten berjuang, kemapanan, adalah godaan yang harus diatasi agar umat Tuhan tidak berhenti bertumbuh. Yosua diminta terus bergantung pada Tuhan, sama seperti dulu ketika Tuhan menghancurkan musuh-musuh Israel.
Perjuangan untuk menang bukan saja berlangsung di masa perang, tetapi juga saat kemenangan dan keberhasilan sedang mulai kita nikmati. Untuk orang beriman, perjuangan dan peperangan tidak pernah usai. Semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin terang kemuliaan-Nya akan menyadarkan kita banyak hal tersembunyi yang tak layak di hadapan-Nya tertanam dalam diri kita. Semakin kita sudah mengalami keberhasilan baik dalam pembentukan watak maupun pelayanan, pekerjaan, semakin kita perlu berjaga-jaga agar kita tidak terlena. Keterlenaan bisa membuat sifat egois dosa muncul lagi, bisa juga meredam hasrat juang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar